Sabtu, 11 April 2015

Aku Berpikir Maka Aku Ada

Descartes ialah orang inggris. Ayahnya anggota parlemen inggris. Pada Tahun 1612 descartes pergi ke Francis. Dia taat mengerjakan ibadah menurut ajaran agama katholik, tetapi dia juga menganut Galileo yang pada masa itu masih ditentang oleh tokoh-tokoh gereja. Dari tahun 1629 sampai 1649 ia menetap di belanda
Sudah lama merasa tidak puas terhadap perkembangan Filsafat yang amat lamban dan banyak memakan korban itu. Terutama bila dibandingkan dengan perkembangan Filsafat pada zaman sebelumnya. Dia melihat tokoh-tokoh gereja yang mengatas namakan agama telah menyebabkan lambannya perkembangan itu. Dia ingin filsafat dilepaskan dari dominasi agama Kristen. Dia ingin filsafat dikembalikan kepada semangat Filsafat yunani, yaitu filsafat pada akal. Dia ingin menghidupkan kembali Rasioanalisme yunani.
            Lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada Tahun 1650. Bukunya yang terpenting dalam filsafat murni ialah Discours de la method (1637) dan meditation (1642). Kedua buku ini saling melengkapi satu sama lain. Didalam kedua buku inilah dia menuangkan metodenya yang terkenal itu, metode keraguan Descartes. Metode ini sering disebut cogito Descartes, atau cogito saja.
Untuk menemukan basis yang kuat dalam bagi filsafat, ia meragukan segala sesuatu yang diragukan. Inilah langkah pertama metode cogito tersebut. Dia meragukan adanya badaniah sendiri. Keraguan itu menjadi mungkin karena pada pengalaman mimpi, halusinasi, ilusi, dan juga pada pengalaman dengan Roh halus ada yang sebenarnya ada yang tidak jelas. Pada keempat keadaan itu seseorang dapat mengalami sesuatu seolah-olah dalam keadaan yang sesungguhnya. Didalam mimpi seolah-olah seseorang mengalami sesuatu yang sungguh-sungguh terjadi, persis seperti tidak mimpi. Begitu pula pada pengalaman halusinasi, ilusi dan kenyataan ghaib. Tidak ada batas yang tegas antara mimpi  dan jaga. Oleh karena itu, Descartes berkata, “ aku dapat meragukan bahwa aku duduk disini dalam pakaian siap untuk keluar : ya, aku dapat meragukan itu karena kadang-kadang aku bermimpi persis sama seperti itu, padahal aku ada ditempat tidur, sedang mimpi. “ tidak ada batas yang tegas antara mimpi dan jaga. Tatkala bermimpi, rasa-rasanya sepeti bukan mimpi. Siapa yang dapat menjamin kejadian-kejadian waktu jaga sebagaimana kita alami ini adalah kejadian-kejadian yang sebenarnya, jadi bukan mimpi ? tidak ada perbedaan yang jelas antara mimpi dan  jaga : demikian yang dimaksud Descartes.
benda-benda dalam mimpi, halusinasi, ilusi, dan kejadian dengan roh halus itu, bila dilihat dari posisi kita sedang jaga, itu tidak ada. Akan tetapi, benda-benda itu sungguh-sungguh ada bila dilihat dari posisi kita dalam mimpi, halusinasi, ilusi, dan roh halus. Dalam mimpi kita melihat dan mengalami benda-benda itu, beda yang tegas antara mimpi dan jaga begitulah jalan pemikiran dalam metode cogit.
Descertes memulai filsafat dari metode keraguan ini bukanlah tujuannya. Tujuan metode ini bukanlah memprtahankan keraguan. Sebaliknya, metode ini bergerak dari keraguan menuju kepastian. Keraguan Descertes hanya ditunjukan untuk menjelasan perbedaan sesuatu yang dapat diragukan dari sesuatu yang tidak dapat diragukan. Ia sendiri tidak pernah meragukan bahwa ia mampu menemukan keyakinan yang berada dibalik keraguan itu, dan menggunakannya untuk membuktikan  suatu kepastian di balik sesuatu. Keyakinan itu begitu jelas dan pasti, clear and distinct, dan menghasilkan keyakinan yang sempurna.Spinoza merunjuk kepada idea ini dan memberinya nama adequate ideas, sementara Leibniz merujuk juga dan memberinya sebutan truths of reason.